Produksi dan Pengiriman Pesawat Airbus Meningkat Sampai Rp 37 T di Semester 1 2021

Jakarta Produsen pesawat asal Eropa, Airbus SE, melaporkan pertumbuhan dalam laporan keuangan terkonsolidasi di term pertama 2021. Laba bersih perusahaan mencapai 2,2 miliar euro per Juni 2021 atau sekitar Rp 37,18 triliun (kurs Rp 16.900 per euro), melesat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat kerugian 1,91 miliar euro atau sekitar Rp 32,2 7 triliun.

Laba tersebut didorong oleh pendapatan yang naik 30 persen secara tahunan menjadi 24,6 miliar euro di semester I 2021. Pendapatan ini utamanya disebabkan oleh pengiriman pesawat yang juga meningkat.

Plane mengirimkan 297 pesawat komersial hingga akhir Juni 2021, jumlah ini meningkat jika dibandingkan pada semester I 2020 yang hanya 196 pesawat. Pengiriman pesawat di semester pertama 2021 ini terdiri dari 21 device A220, 237 device A320, 7 unit A330, 30 device A350 dan 2 system A380. Pendapatan yang dihasilkan Airbus dari pesawat komersial meningkat hingga 42 persen.

"Hasil term pertama ini mencerminkan angka pengiriman pesawat komersial, fokus kami pada penekanan biaya dan peningkatan daya saing, serta kinerja baik di divisi Helicopters dan Support and also Room," ujar Airbus Ceo, Guillaume Faury, seperti dikutip dari laporan keuangan Airplane.

"Meskipun pandemi COVID-19 masih berlangsung, berbagai langkah yang kami ambil berhasil mencetak kinerja yang kuat di semester I. Hal ini memungkinkan kami untuk meningkatkan Pedoman 2021 kami meskipun ke depannya kami akan terus menghadapi situasi yang tidak menentu," lanjutnya.

Sementara itu, Jet Helicopters menjual 115 device di term awal 2021, sementara dibandingkan dengan semester I 2020 hanya berhasil menjual 104 system. Artinya terjadi peningkatan sebesar 11 persen, mencerminkan pertumbuhan di bidang jasa dan volume helikopter sipil yang meningkat.

"Pendapatan Jet Protection and also Room secara garis besar stabil dibandingkan tahun sebelumnya, dengan penyerahan dua pesawat militer A400M pada semester I 2021." kata dia.
Meski demikian, Airplane menilai sektor penerbangan masih mengalami tekanan. Mereka mencatat, menerima sebanyak 127 pembatalan di term I 2021.

Lalu lintas udara international masih terhambat oleh adanya pembatasan lalu lintas dan hanya segmen kargo yang meningkat hingga melebihi level sebelum pandemi COVID-19. Di segmen tersebut, Plane berada dalam posisi lemah dibandingkan pesaingnya, Boeing.

Untuk itu, dewan direksi menyetujui peluncuran versi kargo dari pesawat berbadan lebar A350, yang bertujuan untuk bersaing dengan pesawat kargo B767 dan B777 dari produsen pesawat asal Amerika Serikat tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Utang PLN Sepanjang 2021 Berkurang Rp 32 Triliun

Pihak China Protes Ke Indonesia Terkait Soal Aktivitas Pengeboran Migas di Laut China Selatan

Dompet Digital, Cara Mudah Kirim Uang Tanpa Ribet