Singapura Mengalami Krisis Listrik, Perusahaan Listrik Mulai Menolak Pengguna Baru

Singapura - Singapura dilanda krisis energi karena permintaan konsumsi yang tinggi, sedangkan pasokan gas yang selama ini menjadi sumber utama listrik di sana berkurang. Perusahaan listrik di negeri Singa itu pun menolak pelanggan baru.

Berdasarkan information Energy Market Authority (EMA), 12 dari complete 22 pengecer listrik berlisensi di Singapura menyediakan listrik untuk konsumen perumahan. Sementara 10 sisanya hanya menyediakan listrik untuk bisnis.

Dua perusahaan penyedia listrik di sana berhenti menerima pelanggan baru. Sedangkan tiga lainnya keluar dari pasar alias menghentikan usaha mereka.

Joo Yeow Lee dari Partner Director of Power and Renewables IHS Markit mengatakan langkah tersebut diambil karena perusahaan-perusahaan tidak sanggup menghadapi kenaikan biaya pengadaan listrik di pasar grosir yang mencapai ribuan dolar karena pasokan gas seret.

"Sementara di kontrak ritel dengan pelanggan berada di kisaran 170 hingga 200 dolar. Jadi, mereka merugi untuk setiap device listrik yang terjual," kata dia dilansir dari Reuters, Selasa (19/10).

Di sana, perusahaan-perusahaan pembangkit listrik menjual listrik ke Singapore Wholesale Power Market (SWEM) setiap setengah jam. Harganya ditentukan oleh penawaran dan permintaan pada saat itu.

Lee memperkirakan para perusahaan penyedia listrik di Singapura merugi selama dua minggu terakhir karena kondisi ini.

Indonesia Disebut Ikut Andil Jadi Penyebab Singapura Krisis Energi


Adapun tiga perusahaan yang berhenti jualan listrik karena harganya meroket adalah Ohm Power, iSwitch Power, dan SilverCloud Energy. iSwitch Energy selama ini merupakan pemasok listrik swasta terbesar di Singapura. Sedangkan SilverCloud Energy, melayani segmen pelanggan listrik di bangunan komersial, industri, dan perumahan.

Salah satu pemicu berhentinya perusahaan listrik swasta itu, adalah lonjakan harga gas yang merupakan energi guide untuk pembangkit listrik. Termasuk di antaranya gas yang dipasok Indonesia, melalui pipa West Natuna.

Meski ada gangguan pasokan gas dan harga listrik meroket ke degree tertinggi, pada Sabtu (16/10), EMA memastikan kebutuhan listrik di Singapura akan tetap akan dipenuhi. Pihaknya sedang bekerja sama dengan para pengecer yang menghadapi tantangan gejolak harga listrik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Utang PLN Sepanjang 2021 Berkurang Rp 32 Triliun

Pihak China Protes Ke Indonesia Terkait Soal Aktivitas Pengeboran Migas di Laut China Selatan

Dompet Digital, Cara Mudah Kirim Uang Tanpa Ribet